Sunday, 5 April 2015

Backpacker ke Flores (Pulau Komodo dan Kelimutu)

Saya akan bercerita lagi mengenai perjalanan saya menuju suatu tempat yang sangat ingin saya kunjungi yaitu Kepulauan Komodo. Niat awal saya ingin berangkat bersama teman-teman namun karena salah satu teman saya batal karena ada urusan mendadak akhirnya saya memutuskan untuk berangkat sendiri menuju Flores. Awalnya saya kurang yakin apakah saya bisa survive apa tidak, namun karena keinginan dan perencanaan yang cukup matang akhirnya saya berangkat sebagai solo traveler.

Tanggal 1 maret 2015 saya berangkat menuju Denpasar karena seluruh pesawat yang menuju Flores harus ganti dengan pesawat kecil/baling-baling. Saya berangkat dengan menggunakan maskapai airasia, walaupun tidak mendapat harga promo tapi saya mendapat harga terendah kesana dengan biaya Rp.561rb Berangkat dari bandara soeta menuju bali pukul 18.15 wib. Sesampainya di bali saya langsung dijemput oleh teman saya adit, kebetulan dia sedang disana. Selama di bali saya tinggal bersama saudaranya adit di daerah denpasar.

Kegiatan selama di Bali:
Hari ini saya akan ke nusa lembongan/nusa ceningan bersama adit, dengan menggunakan motor milik saudaranya adit dan pagi itu kita berangkat menuju pantai sanur, karena kapal yang ke lembongan itu berangkat dari sanur dengan waktu pemberangkatan setiap 1 jam sekali. Sesampainya di sanur kita pun langsung membeli tiket di loket dengan menggunakan fast boat, karena kita hanya ingin mengelilingi nusa lembongan selama seharian. Untuk harga tiket kapal ke nusa lembongan itu 170rb PP. kita berangkat pukul 11.00 dan nanti kembali pukul 16.00.
sesampainya di nusa lembongan kita langsung menyewa motor dengan harga 70rb sudah termasuk bensin full. Salah satu tempat yang ingin kita datangi yaitu blue lagoon atau yang dulunya dikenal jumping stone yang berada di nusa ceningan. Namun jumping stone sudah ditutup karena ada insiden kecelakaan, jadi kita tidak bisa lompat dari tebing ke laut. Jadi selama di jumping stone kita hanya duduk sambil menikmati indahnya Blue Lagoon.
Setelah itu kita memutuskan lanjut ke Le Pirate Beach Club, le pirate merupakan hotel dengan bentuk yang unik dengan perpaduan warna biru muda dan putih itu. Berhubung kita tidak menginap disana jadi kita hanya duduk di restaurant dan bar nya sambil menyantap makan siang.
Setelah kenyang kitapun kembali ke kapal karena kapal terakhir menuju sanur itu pukul 16.00. sesampainya di sanur kita langsung menuju uluwatu untuk menikmati sunset dari bali selatan, karena kita mengejar sunset kita menggunakan tol bali, untuk motor hanya dikenakan biaya 4rb. Harga tiket untuk masuk ke uluwatu dikenakan biaya 20rb.
Hari kedua dibali saya hanya ke pantai nusa dua dan deus ex machina bali yang berada di canggu untuk santai-santai disana.
Hari ketiga dibali saya hanya ke kuta
Hari keempat teman saya datang dari bontang bernama rifqah, pagi hari itu cuaca dibali hujan. Setelah cek in di best western kuta, kami lanjut ke seminyak dan akhirnya kita untuk santai-santai dulu di The Motel Mexicola sambil ngemil makanan khas mexico dulu sebelum makan berat di nasi pedas bu andika. Setelah kenyang saya pun mengantar rifqah untuk jalan keliling kuta.
Hari kelima cuaca di bali kembali hujan, akhirnya saya memutuskan untuk menyewa mobil karimun dengan harga Rp.170rb karena hari ini kita akan jalan bertiga juga bersama rifqah dan adit. Makan siang di daerah seminyak yaitu di nasi ayam kedewatan bu mangku. Setelah kenyang kitapun memutuskan untuk menikmati sunset dan santai-santai di Rockbar Ayana bali.
Hari keenam. Hari ini saya akan melanjutkan perjalanan solo traveling ke tanah Flores karena kedua teman saya adit dan rifqah sudah kembali ke bandung dan bontang. saya memesan tiket garuda karena mencari penerbangan sore. Untuk sekedar info maskapai menuju Labuan bajo itu tersedia maskapai garuda dan wings dengan selisih harga sekitar 100rb. Akhirnya saya memutuskan untuk naik garuda dengan harga Rp.810rb pada pukul 14.45. saat pesawat akan take off ternyata ada informasi dari kaptennya klo atc Labuan bajo mengatakan bahwa cuaca di Labuan bajo sore itu sedang hujan lebat sehingga bandara Labuan bajo itu ditutup sampai keesokan harinya. Akhirnya pihak maskapai memberikan kami penginapan semalam di hotel ibis style kuta dan penerbangan ke Labuan bajo akan diberangkatkan besok pagi pukul 06.00.
Day 1 di Labuan bajo
Pukul 05.00 pagi kami semua dijemput ke bandara untuk melanjutkan penerbangan ke bandara Labuan bajo komodo. Saya sarankan agar tidak tidur di atas pesawat karena kita menggunakan pesawat ATR 72-600 yaitu pesawat bermesin twin-turboprop. Sehingga kita terbang hanya di ketinggian 12000ft, dan dapat melihat pemandangan keren dari atas pesawat misalnya apabila kalian duduk di kursi A maka Gunung Rinjani di Lombok NTB, apabila kalian duduk di kursi K maka kita dapat meilhat Pulau Sumbawa, Gunung Tambora dan gugusan dari kepulauan Komodo dari udara yang sangat indah.
Sampai bandara komodo di labuan bajo, saya langsung naik taksi menuju pelabuhan dengan biaya Rp.50rb. sebenarnya bandara komodo ke pelabuhan itu cukup dekat, namun pada pagi itu tidak ada ojek jadi mau ga mau saya harus naik taksi. Sesampainya di pelabuhan saya langsung ditawari kapal oleh para calo. Namun saya memutuskan untuk duduk2 santai sambil ngobrol dengan kapten pemilik kapal sail komodo. Setiap ada bule yang akan berangkat sailing saya selalu menanyakan “where you go” “can I join”. Kebanyakan dari bule itu pada ingin dive, sedangkan saya ingin sailing klo ga ke pulau komodo ya pulau rintja, sedangkan untuk menyewa kapal itu lumayan mahal. Akhirnya saya bertemu dengan seorang ibu yang ingin ke pulau rintja, walaupun dia sudah berumur 40th tapi dia baru selesai keliling flores sendirian dengan cara backpacker, cuma satu kata buat ibu itu adalah “gokil”. Akhirnya kita berdua mendapatkan barengan ke pulau rintja dengan sepasang bule. Karena kita mau ngikut kemana bule tersebut ingin pergi jadi kita per orang cuma bayar Rp.200rb per orang. sedangkan untuk menyewa kapal ke Pulau Rintja seharian itu sekitar Rp.1,2jt. Pukul 09.00 pagi kitapun berangkat ke Pulau Rintja, selama 2 jam perjalanan, mata saya selalu disuguhi pemandangan yang indah yaitu pulau pulau kecil yang tersebar di kepulauan komodo. 
Pukul 11.00 akhirnya kita sampai di Pulau Rintja, taman nasional komodo di Pulau Rintja ini berbentuk pulau dengan berbagai jenis hewan yang merupakan makanan dari komodo itu sendiri. Untuk turis local biaya tiket masuknya yaitu 50rb, karena kita Cuma berempat jadi kami hanya di temani oleh seorang ranger(pawang komodo). 
Baru beberapa langkah sudah ada 3 komodo ukuran besar sedang berjemur di sekitar dapur. Dapur merupakan tempat favorit komodo, mungkin karena aroma dapur itu membuat mereka lapar. setelah puas foto2 saya melanjutkan untuk treking dengan jarak medium yaitu sekitar 1,5jam keliling pulau rintja. Beberapa kali saya menemukan komodo dan sarangnya. Selama trekking ranger tersebut bercerita bahwa komodo ini dapat mencium aroma darah sejauh 5km, jadi untuk perempuan yang sedang haid disarankan agar tidak ke pulau komodo. Menurut ranger sudah banyak sekali turis yang menjadi santapan komodo, hampir setiap bulan ada korban serangan komodo. malahan baru sebulan yang lalu ada yang digigit kakinya walaupun sudah diamputasi tetap saja racun dari liur komodo sudah menyebar dan mengakibatkan kematian. Jangankan turis, ada beberapa ranger yang meninggal karena serangan komodo. Dan komodo untuk ukuran yang semakin kecil itu selain lincah dan dapat berlari kencang, komodo kecil dapat memanjat seperti yang saya liat sendiri ada komodo diatas atap dapur.

Setelah puas berkeliling pulau rintja, kamipun langsung berangkat ke pulau alor untuk snorkeling. Setelah melihat pemandangan bawah laut kita langsung menuju pulau kalong sambil menunggu matahari tenggelam. Jadi di pulau kalong ini terdapat jutaan kalong/kelelawar yang pada sore hari akan terbang dengan rapih menuju ke Labuan bajo untuk mencari makanan.
Sambil menunggu kelelawar, saya berserta ibu melda mulai bercerita-cerita tentang pengalaman traveling kita masing-masing. Dan kapten kapal pun ikut bergabung dengan kami dan mulai menceritakan sejarah dan keadaan kepulauan komodo dan Labuan bajo saat ini. Dari cerita yang saya dapatkan dari kapten kapal itu ternyata hampir separuh pulau pulau kecil di kepulauan komodo ini telah menjadi milik asing, karena telah di jual oleh warga. Sungguh miris mendengar cerita tersebut, mereka tidak tahu jangka panjang akibat perbuatannya menjual tanah dan pulau-pulau kecil disekitar kepulauan komodo tersebut. Dan banyak cerita lagi yang jelas sebelumnya saya belum pernah mendengar cerita tersebut. Setelah kelelawar keluar dari sarangnya kamipun langsung kembali ke Labuan bajo karena waktu sudah semakin malam.
Sesampainya di pelabuhan Labuan bajo kita langsung makan di warung makan. lalu saya langsung mencari penginapan murah. Akhirnya saya mendapatkan penginapan dengan harga Rp.35rb, dengan harga segitu kalian jangan berharap banyak lah tapi kalau untuk tidur saja saya rasa cukup.

DAY 2
Pagi pukul 06.00 saya sudah bangun dan bergegas menuju pelabuhan karena saya akan mencari kapal yang ingin menuju pulau komodo. Setelah menunggu sekitar 1 jam, tidak ada satupun turis asing yang ingin share cost ke pulau komodo. Lalu saya kembali ke penginapan untuk mengemasi barang-barang lalu kembali ke pelabuhan, siapa tahu ada yang mau share cost ke pulau komodo jadi bisa langsung berangkat. Pukul 08.00 akhirnya ada solo traveler dari Jakarta yang ternyata dia baru sampai di Labuan bajo namanya Erwin, akhirnya kita berunding apabila sampai jam 09.00 tidak ada orang yang ingin ke komodo apakah dia bersedia share cost berdua. Dan ternyata dia tidak keberatan, lalu saya mulai tawar menawar dengan pemilik kapal mengenai harga sail komodo selama 2D1N. akhirnya kita diberikan harga Rp.3jt selama 2D1N sudah termasuk makan. karena kita tidak punya waktu banyak di Labuan bajo karena lusa sudah harus meninggalkan bajo, akhirnya kita share cost dengan biaya per orang Rp.1,5jt.


Pukul 09.00 kita memutuskan untuk berangkat, tujuan pertama kita adalah taman wisata komodo. Menurut kabar, komodo di pulau komodo jauh lebih besar dibanding di pulau rintja. Namun kita akan susah menemukan komodo karena pulau komodo sangat luas sekali. Tidak jarang komodo-komodo berada diatas gunung, Jadi kita harus trekking jauh dulu untuk bertemu dengan komodo. Dengan membayar Rp.60rb akhirnya kita masuk kedalam berdua dengan ditemani seorang ranger. Setelah berkeliling akhirnya kita menemukan komodo yang memang ukurannya jauh lebih besar dibanding yang ada di pulau rintja. Setelah foto-foto kita membeli oleh-oleh dan kembali ke kapal.
Setelah ke pulau komodo kita langsung menuju pantai pink beach yang masih dalam pesisir pulau komodo. Saat sampai di pantai ini saya langsung melihat air yang sangat bening, pasir yang sangat putih dan lembut, dan tentunya ada serpihan-serpihan coral dan cangkang hewan laut lainnya yang berwarna merah yang telah terkikis ombak sehingga warna pantai tersebut menjadi berwarna pink. Mungkin ini salah satu pantai terbaik yang pernah saya liat selain di pantai sumur tiga di sabang, karena pantainya yang tenang, bening, dan bersih.

Setelah berenang di pantai pink kita langsung melanjutkan perjalanan menuju pulau komodo bagian utara. Karena kita akan mendatangi gili laba/gili lawa yang merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi apabila ke kepulauan komodo dan Setelah 1 jam perjalanan akhirnya kita sampai juga di gili laba. terdapat 2 jalan untuk ke atas bukit tersebut, yaitu melalui jalur landai dan jalur curam. jika jalur landai maka akan memakan waktu lebih lama, saya dan Erwin memutuskan untuk melalui jalur curam karena kita mengejar view sunset dari atas bukit tersebut. Saya sarankan untuk membawa minuman yang banyak saat ke atas, karena apabila dilihat dari bawah terlihat jalanannya tidak bergitu curam dan dekat. Namun kenyataannya jalanan tersebut cukup menguras keringat dan tenaga, tapi saat kita sampai di atas maka semua keringat kita terbayar sudah dengan pemandangan yang luar biasa indah dan bisa dibilang “pecahh”.
Sunset belum sepenuhnya turun, tapi kita diajak turun oleh kapten kapal yang menemani kita trekking. Karena apabila sudah gelap, maka kita akan susah turun dan bahaya karena turunan yang curam. Asalnya saya minta ditinggal di atas, tapi kapten kapal tersebut bilang kalau disini banyak ular cobra dan ular derik makannya klo sudah gelap kita harus turun. Setelah kembali ke kapal kita pun makan malam bersama dan istirahat sambil bercerita-cerita. Dan satu hal yang keren disini itu langit malamnya, mungkin saya baru melihat bintang yang sangat banyak sekali dilangit. Walaupun kita tidak ada pencahayaan namun tetap terang. Saat saya mencoba mengabadikannya dengan camera ternyata bintang tersebut tidak tampak di hasil foto. Mungkin ini yang namanya “Ada banyak hal yang tidak selalu harus di abadikan lewat camera, namun hanya untuk kita nikmati dengan mata kita sendiri”.

DAY 3
Niat awal ingin bangun pagi untuk melihat pemandangan sunrise, tapi badan ini rasanya sangat letih karena aktivitas kemarin. Akhirnya kami memutuskan untuk melihat sunrise dari kapal saja tidak naik ke bukit gili laba. Setelah sarapan kitapun melanjutkan perjalanan ke pulau kanawa, karena kita ingin snorkeling dulu sebelum kembali ke Labuan bajo, sesampainya di kanawa kita langsung nyebur dan melihat pemandangan bawah laut. Sebenernya untuk bawah laut sekitar pantai itu tidak terlalu bagus karena banyak karang yang mati akibat dilewati oleh kapal. 
Apabila kita ingin melihat pemandangan bawah laut sebenarnya maka kita harus dive, namun kita harus mempunyai lisence dulu sebelum dive, karena kalau kita tidak punya lisence dive maka kita bisa die mengingat arus laut dikedalaman itu cukup kuat. Seperti cerita dari kapten kapalnya bahwa sudah beberapa kali bule mati karena tersedot arus yang cukup kuat di daerah batu tiga tersebut. Setelah lelah ber snorkeling kita memutuskan untuk kembali ke Labuan bajo, karena ke esokan harinya kita akan melanjutkan perjalanan masing-masing.
Sesampainya di Labuan bajo, kita langsung mencari tempat penginapan, karena sekarang saya memiliki teman share cost jadi untuk malamini saya menginap di penginapan yang layak huni. Kita menginap di penginapan depan Labuan dengan harga Rp.150rb perkamar jadi apabila dibagi berdua hanya Rp.75rb. setelah beristirahat sebentar kitapun langsung mencari penyewaan motor karena kita ingin melihat goa cermin dan bukit cinta yang letaknya tidak jauh dengan Labuan. Kita menyewa motor dengan harga Rp.70rb dan setelah mendapatkan penyewaan kitapun langsung bergegas berangkat karena waktu semakin sore. Hanya sekitar 4 kilometer dari Labuan Bajo, Dengan karcis masuk Rp.10rb Untuk menuju goa dari tempat parkir kendaraan, kita harus berjalan kaki sekitar 300 meter menyusuri jalan setapak yang sudah diberi korn blok dan melewati pohon bambu yang melengkung. Setelah itu kita langsung menuju bukit cinta, namun karena ada proyek pelebaran landasan bandara Komodo maka akses jalan menuju bukit cinta itu sulit karena banyak kendaraan alat berat. Karena kita tidak jadi ke bukit cinta maka kita mengejar sunset di pelabuhan Labuan sambil makan malam di Sentra Kuliner Malam Labuan Bajo. untuk harga makanan disini relative besar kecilnya ukuran ikan atau cumi. Rata-rata sih untuk satu ekor ikan atau cumi ukuran sedang itu Rp.35rb. selesai makan kita kembali ke penginapan dan packing.

DAY 4
Ini hari terakhir dilabuan bajo, karena setelah ini saya akan melanjutkan perjalanan menuju ende, sedangkan teman baru saya Erwin akan kembali ke bali. Sebelum berpisah kita makan dulu di rumah makan sekitar pelabuhan. Untuk makan di sekitaran Labuan bajo ini untuk seporsi nasi ayam itu dihargai Rp.15-25rb. Setelah kenyang saya langsung berangkat menuju bandara dengan ojek dengan biaya Rp.10rb. kali ini saya menggunakan pesawat Wings dari Labuan bajo ke Ende dengan biaya Rp.251rb dengan penerbangan pukul 13.50. saat pesawat akan landing di Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman Ende ternyata hujan turun lebat, saat akan melakukan pendaratan pertama pesawat sudah terasa goyang akibat turbulensi dan pilotpun kembali menaikan pesawatnya untuk berputar kembali di atas. Setelah berputar selama 20 menit akhirnya pilot kembali mencoba melandingkan peswatnya untuk yang kedua kalinya. Namun cuaca yang buruk mengakibatkan pendaratan yang kedua batal lagi karena sangat tidak memungkinkan. Dan pilotpun memutuskan untuk landing di bandara terdekat yaitu Bandara El Tari Kupang. Dalam perjalanan ke kupang, captain pesawatnya menjelaskan bahwa cuaca di sekitar bandara ende sedang buruk sehingga bandara harus di tutup. Menurut pramugari yang saya tanyai ternyata bandara ini dikelilingi oleh perbukitan dan gunung yang berada tepat didekat landasan. Karena itu, pesawat yang hendak lepas landas atau mendarat perlu berbelok hingga 90 derajat. Setelah 50 menit dari percobaan landing yang kedua akhirnya kita mendarat di kupang. Ada harga ada fasilitas, karena saya naik maskapai wings jadi hanya diberikan tempat tinggal hotel yang jauh dari kemewahan. Seluruh penumpang yang akan ke ende di beri penginapan di hotel olive tanpa diberi makan.

DAY 5
Setelah dijemput dari penginapan, Pukul 07.00 akhirnya pesawat kita diberangkatkan menuju ende. Dan memang mengerikan saat akan landing itu pesawat bener-benar berbelok arah dulu sebelum landing. Sebenarnya ada perasaan kecewa karena tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya kemarin sore saya sudah sampai di ende dan pagi ini saya bisa melihat sunrise terbaik dari gunung kelimutu, namun keadaan berkata lain dan hari ini saya harus mencapai kelimutu dulu sebelum besok kembali ke bali. Sesampainya di bandara saya langsung menghampiri sepasang bule, lalu saya tanya apakah dia akan menuju kelimutu. Dan ternyata bule tersebut memeng akan ke kelimutu dan bersedia share cost dengan saya. Saat keluar bandara, para supir taksi gelap langsung mengerubungi kita. Karena bule tersebut membawa tas banyak jadi tasnya di ambil oleh para supir agar kita memilih mobil mereka. Bisa dibilang cukup brutal dengan menarik tas secara paksa, namun saya mencoba menenangkan klo kita akan naik mobil yang sudah sesuai tarifnya. Saat kita dibandara kita dikasih kabar kalau jalan menuju moni atau desa terakhir sebelum ke kelimutu itu putus di KM 17 , namun kita bisa kelimutu asalkan kita mau naik bukit terlebih dahulu dan berganti bus di ujung jalan yang putus tersebut. Awalnya kita dikasih harga Rp.300rb satu mobil untuk menuju jalan yang putus tersebut, namun itu harga normal apabila kita langsung ke moni. Jadi saya mencoba menawar hingga akhirnya kita deal di Rp.150rb sehingga per orang hanya kena Rp.50rb. akhirnya kami berangkat, dan ternyata jalanan ende-maumere itu sangat kecil dan berada di lereng tebing bukit dan pegunungan sehingga saya tidak heran kalau jalanan tersebut putus karena longsor. Sesampainya di KM 17 suasana pu mendadak ramai sekali, saat saya turun dari mobil seperti biasa tas saya ditarik-tarik dan dibilang naik bukitnya sekitar 2km, karena saya hanya membawa tas 30L jadi saya rasa masih sanggup untuk trekking sedangkan sepasang bule itu mau ga mau harus sewa porter dengan biaya per tas Rp.50rb. ternyata bukit yang akan kita naikin itu jalannya masih dibuat seadanya oleh TNI tanggap bencana, jadi di setiap sudut yang lumayan licin dan berbahaya itu dijaga oleh para TNI. Ternyata longsor tersebut baru 4 hari yang lalu namun fatal karena jalannya putus, saat saya Tanya bukit ini terakhir ada yang jaga itu jam berapa karena saya akan pulang nanti sore karena sudah membeli tiket pesawat menuju bali besok pagi itu bapak TNI bilang kalau setelah jam 5 sore pendakian bukit ini ditutup karena bahaya tidak ada penerangan sama sekali. Saya langsung berpikir apakah saya mampu kembali lagi ke ende sore ini sebelum jam 5 atau tiket buat besok pagi akan hangus, jarak ende moni sebenarnya hanya 50Km tapi di Km17 putus sehingga kita tidak bisa memprediksikan waktunya. akhirnya saya memutuskan kalau jam 3 sore saya belum turun dari kelimutu kemungkinan saya akan menghanguskan tiket itu. Setelah turun dari bukit saya berserta bule itu langsung menuju ke bus yang akan mengantarkan kita ke desa moni, lagi menunggu bus penuh tiba-tiba datang seorang bule yang ternyata teman kedua bule itu mengajak kedua bule itu bareng naik mobil sewaan yang akan mengantarkan mereka ke hotel yang sudah dipesan.
Namun sang supir marah-marah dan sempat terjadi cekcok antara bule dan supir beserta warga setempat. Intinya kita tidak bisa pindah kendaraan begitu saja, apabila kita sudah naik kita tidak bisa pindah kecuali kita mau membayar tarif bus tersebut sebesar Rp.100rb. berhubung saya pendatang jadi saya tetap nunggu di bus tersebut dan tetap akan naik bus itu, sedangkan si bule tetap ngotot ingin pindah. Karena kendala Bahasa akhirnya si bule mendatangi saya untuk minta tolong menjelaskan kalau mereka ingin pindah. Sebelumnya saya sudah tahu kalau orang flores memang keras dan saya akan mencoba menyesuaikan diri, akhirnya saya mencoba buat membuat bule itu mengerti bahwa setiap orang di daerah Indonesia itu berbeda sifatnya dan orang flores ini tergolong keras jadi maaf kalau saya tidak bisa membantu kecuali kalian mau membayar tarifnya. Akhirnya kedua bule tersebut membayarnya dan pergi bersama temannya, sedangkan saya tetap di bus tersebut sampai penuh dan berangkat. Perjalanan ke moni itu sekitar 1 jam, akhirnya saya sampai di moni jam 12.00 dengan membayar Rp.20rb. kesalahan saya adalah turun di gerbang menuju danau kelimutu, di gerbang ini tidak ada kendaraan satupun untuk disewa atau ojek sekalipun. Setelah bertanya penyewaan motor dimana, akhirnya saya harus berjalan kaki sejauh 1km menuju desa moni untuk mendapatkan sewaan motor. Sesampainya di desa moni saya langsung menyewa motor dengan harga 100rb dan saat ingin membayar ternyata uang saya habis dan ternyata atm di sekitar situ paling dekat ada di desa wolowaru yaitu 12 km kearah timur ada ATM BRI. Akhirnya saya ngasih KTP dan langsung ngambil atm dulu sebelum naik ke kelimutu dengan perkiraan jam 02.00 saya harus udah sampai. Saat perjalanan menuju kelimutu kira-kira setengah perjalanan ternyata hujan sangat deras, saya sempat meneduh dan berpikir mungkin alam belum mengijinkan saya ke kelimutu dan saya harus balik lagi, Tapi kalau liat perjuangan saya sejauh ini dari ende mungkin saya harus terus jalan setidaknya hanya melihat seperti apa danau tiga warna kebanggaan Indonesia itu. saya baru ingat kalau saya membawa poncho jadi tanpa pikir panjang saya pun melanjutkan keatas. Sesampainya di gerbang kelimutu saya langsung membeli tiket dengan keadaan basah kuyup dan penjaganya pun bertanya apakah saya yakin masih ingin naik kelimutu dalam keadaan hujan besar seperti ini. Awalnya penjaga tiket tidak memberikan saya tiket karena risiko keselamatan apalagi saya sendirian, namun karena saya mencoba meyakinkan bahwa saya dari bogor dan rela berjalan sejauh ini demi melihat kelimutu dan setelah mendengar cerita saya yang harus naik bukit dan berjalan kaki jauh akhirnya penjaga tiketpun langsung memberikan tiket masuk dengan harga Rp.10rb. jarak dari tempat tiket ke parkiran motor itu sekitar 3km, setelah sampai saya mencoba untuk menghangatkan badan dengan segelas kopi seharga Rp.5rb sambil menunggu hujan agak reda. Hujan agak reda sayapun melanjutkan trekking ke kelimutu sekitar 1km sendirian, setelah sampai di puncak danau kelimutu matahari pun muncul dan ini kesempatan saya foto-foto di danau tiga warna itu setelah saya selesai foto-foto kabutpun mulai menyelimuti ketiga danau tersebut dan saya bergegas turun karena waktu sudah menunjukan pukul 15.30.
Pukul 16.00 saya tiba di desa moni, sesuai dengan perkiraan bahwa perjalanan menuju tempat longsor tadi sekitar jam 17.00 dan masih terang. Jadi saya langsung mengembalikan motor dan menunggu bis menuju ke ende, namun sampai jam 16.20 bus tidak lewat juga dan saya memutuskan untuk naik ojek biarpun harga mahal setidaknya saya bisa mengejar waktu. Akhirnya ada ojek yang bersedia mengantarkan saya dengan harga Rp.100rb, tukang ojek itu mengajak saya kerumahnya dulu dengan alasan mengambil jaket. Sesampainya saya dirumahnya ojek tersebut malah pergi entah kemana, pikiran saya sudah kemana2. Akhirnya ojek tersebut kembali dengan seorang temannya. Dan ternyata yang akan mengantarkan saya itu temannya, sedangkan dia mengajak saya kerumahnya untuk melihat batu miliknya (jadi dia penjual batu akik). Sebelum pulang saya membelikan oleh-oleh batu khas ende untuk orang rumah, dan pukul 16.30 sayapun diantar oleh temannya.
Diperjalanan ternyata hujan deras, dan kita meneduh dulu di tongkrongan tukang ojek yang ternyata ada beberapa bapak-bapak sedang main judi billiard tapi pake kartu dan sayapun mencoba berbaur dan banyak senyum karena takut dengan orang asli flores. Setelah hujan reda sayapun melanjutkan perjalanan dan tiba2 tukang ojek itu membelokan arah ke kampung-kampung, sayapun berpikir “mampus nih diculik” dan saya mulai bertanya kenapa kita masuk kampung, tukang ojeknya bilang kalau ini motor hari ini mau di Tarik dealer dan tadi dia liat orang dari dealer lagi di motor jadi niatnya mau ngumpet dulu. Saya langsung ketawa sambil bilang ngumpetnya jangan lama-lama soalnya saya mengejar waktu. Pukul 17.20 akhirnya saya sampai dengan selamat di bukit yang longsor tersebut, dan saya masih bisa naik. Setelah turun bukit saya melanjutkan dengan ojek lagi untuk diantarkan mencari makan dan hotel yang dekat dengan bandara. dan saya mendapatkan hotel layak huni di hotel Ikhlas dengan harga Rp.100rb. Perasaan saya saat itu senang sekali karena saya dapat kembali ke bali besok pagi dan saya sudah pernah liat danau kelimutu. Ini merupakan pengalaman paling menyenangkan dan menegangkan selama saya backpackeran.

DAY 6
Pukul 06.00 pagi saya berjalan kaki menuju bandara karena pesawat wings yang akan saya naiki itu take off jam 07.30 menuju bali. Dan sesampainya di bali saya harus menunggu Pesawat menuju Bandung pukul 20.00. akhirnya perjalanan solo backpacker untuk pertama kalinya selesai juga, terima kasih banyak untuk orang-orang yang banyak membantu saya selama perjalanan di Bali, Labuan Bajo, Kupang, Ende, Moni, dan Kelimutu. Indonesia itu alamnya sangat indah jadi tidak usah keluar negeri jika kalian ingin menikmati yang namanya Alam.


Biaya Pengeluaran
Pesawat dari Jakarta ke Bali = 561
Boat ke nusa lembongan PP = 170
Sewa Motor di lembongan = 70:2= 35
Uluwatu = 20
Makan selama di bali = 300
Sewa mobil + bensin= 200:2= 100
Pesawat bali ke Labuan bajo= 816
Taksi ke pelabuhan= 50
Kapal ke pulau rintja= 200
Penginapan= 35
Kapal 2D1N ke komodo= 1500
Makan selama di Labuan bajo= 177
Penginapan= 150:2= 75
Sewa motor+bensin= 40
Tiket goa cermin= 10
Tiket pesawat ke ende= 251
Makan minum di kupang= 50
Sharecost mobil= 50
Naik bis= 20
Makan minum= 35
Sewa motor ke kelimutu= 100
Ojek ke ende= 150
Makan+minum selama di ende= 40
Hotel di ende= 100
Tiket ende ke bali= 671
Pengeluaran seharian di bali= 100
Tiket ke bandung= 539
total semua pengeluaran= 6195