Saturday 29 June 2013

Makna dalam Album kedua Efek Rumah Kaca "ALBUM: KAMAR GELAP"


'Tubuhmu membiru tragis"
Lagu pembuka dalam album kedua ini Menceritakan seorang pecandu narkoba/obat-obatan terlarang yang sudah tidak bisa membedakan lagi mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Tubuhnya bahkan jiwanya melayang entah kemana dan akhirnya dia pun mengakhiri hidup dengan bunuh diri, melompat dari ketinggian dan jatuh terkulai.
"Kau terbang dari ketinggian mencari yang paling sunyi.
dan kau melayang mencari mimpi-mimpi yang tak kunjung nyata."

"Kau dan aku menuju ruang hampa"
Dalam lagu ini, mereka mengambarkan sebuah keadaan dimana seseorang dipaksa untuk menuruti apa yang dikehendaki oleh atasannya atau orang yang lebih berkuasa (pemaksaan kehendak/brain wash). Menyentil juga situasi yang terjadi pada masa Orde baru.
"Kau belah dadaku, mengganti isinya
dihisap pikiranku, memori terhapus
terkunci mulutku, menjeritkan pahit"

"Mosi tidak percaya"
Lagu ini merupakan sebuah suara kepenatan akan janji yang tidak pernah dipenuhi, sebuah teriakan rakyat yang tak mau lagi dikelabui oleh janji-janji palsu para penguasa negeri ini.
"Ini masalah kuasa, alibimu berharga, kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa?..
janjimu pelan pelan akan menelanmu
ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya"

"Lagu kesepian"
Masih menceritakan hal yang sederhana, sebuah janji yang tak lekas ditepati. Jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, lagu ini tidak hanya berceritakan tentang cinta namun menceritakan hal lain. yaitu ada sebuah kepercayaan bahwa piramida mesir dibangun manusia dengan bantuan para alien (makhluk asing). Ketika itu, alien berjanji akan kembali lagi ke bumi untuk hidup bersama manusia. Akan tetapi mereka pergi dan hingga sekarang manusia menunggu janji yang tak kunjung ditepati si alien.
"Ku tak melihat kau membawa terang yang kau janjikan
Kau bawa bara berserak di halaman, hingga kekeringan
dimana terang yang kau janjikan? Aku kesepian"

"Hujan jangan marah"
Menceritakan keadaan musim kemarau yang berkepanjangan. Bercerita tentang sebuah doa seseorang agar hujan cepat turun dan tak marah lagi untuk menghapus musim kering yang berkepanjangan di negeri ini. "Dengarkah? Jantungku menyerah, terbelah, ditanah yang merah..
gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering
hujan hujan jangan marah"

"Kenakalan remaja di era informatika"
Lagu ini bercerita tentang maraknya video seks remaja Indonesia. Menggambarkan keadaan nyata tentang rendahnya moral remaja yang dengan sesuka hati melakukan seks bebas dan mengabadikannya ke dalam bentuk video.
"Rekam, dan memamerkan badan dan yang lainnya
mungkin hanya untuk kenangan
ketika birahi yang juara, etika menguap entah kemana?"

"Menjadi Indonesia"
Mendengar lagu ini kita seperti merasa kesal dan sebal karena ‘hawa’ Indonesia penuh dengan kegelapan politik dan banyak kecurangan didalamnya. Sebuah ajakan juga dilontarkan agar masyarakat Indonesia bangkit mewujudkan mimpi-mimpi yang terpendam, memperbaiki citra negeri ini agar dikenal sebagai negara besar dimata dunia, tidak bergantung kepada negara lain dan menjadi Indonesia yang sesungguhnya kelak. "Lekas, bangun dari tidur berkepanjangan, menyatakan mimpimu
cuci muka biar terlihat segar, merapihkan wajahmu
masih ada cara menjadi besar
memudakan tua mu, menjelma dan menjadi Indonesia" 

"Kamar gelap"
Jangan salah dalam memaknai lagu ini. Bukan berarti lagu ini menceritakan sebuah kamar yang gelap gulita karena tidak ada lampu, melainkan sebuah kamar yang digunakan untuk menghasilkan (mencuci) sebuah foto. Lagu ini sangat unik, karena tema yang diangkat sesungguhnya tak banyak dipikirkan oleh kita. "Yang kau jerat, adalah riwayat
tidak punah, jadi sejarah
padam semua lampu, semua lampu"

"Jangan bakar buku"
Menceritakan kejadian maraknya pembakaran buku- buku sejarah yang menyimpang. Teriakan bagi semua orang akan pentingnya sebuah buku dalam hidup, sebagai pedoman dan menerangi jalan kebenaran yang telah disimpangkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Karena seriap lembarnya, mengalir berjuta cahaya
karena setiap aksara membuka jendela dunia"

"Banyak asap disana"
Lagu ini bukan tentang kebakaran hutan, rumah atau apapun itu. Lagu ini bertema urbanisasi. Menceritakan masyarakat desa yang hanya menggantungkan cita-citanya dikota besar. Mengharapkan penghasilan yang lebih karena disana banyak pabrik-pabrik berdiri dan akibatnya juga dikota jarang terdapat taman-taman hijau karena banyak berdiri gedung dan pabrik.
"Menanam tak bisa, menangis pun sama
gantung cita-cita di tepian kota"

"Laki-laki pemalu"
Dalam lagu ini, ada dua kemungkinan besar makna yang tersirat, yang pertama adalah cerita dimana hidup seorang laki-laki yang tidak mempunyai keberanian untuk menggungkapkan perasaannya kepada sang pujaan, yang hanya mampu bersembunyi atau hanya sebagai pemuja rahasia. Dan yang kedua, cerita dimana ada seorang laki-laki yang berpura-pura mempunyai sifat malu untuk menutupi ketidak sanggupannya dalam menggungkapkan perasaan hatinya kepada sang pujaan.
"Nanti malam, kan ia jerat rembulan
disimpan dalam sunyi, hingga esok hari
lelah berpura-pura, bersandiwara
esok pagi kan seperti hari ini
menyisakan duri, menyisakan perih, menyisakan sunyi"

"Balerina"
Lagu yang bercerita tentang sebuah keseimbangan yang harus ada dalam kehidupan. Mereka menggambarkan hidup layaknya seperti seorang balerina, bergerak indah, santai, dan mempesona. "menghimpun energi, mengambil posisi, menjejakan kaki, meniti temali, merendah meninggi,
rasakan api, konsentrasi, biar tubuhmu berkelana lalui kegelisahan, mencari keseimbangan, mengisi ketiadaan, di kepala dan di dada"

No comments:

Post a Comment