Setelah vakum dan mengalami perombakan personel akhirnya SORE kembali ke panggung untuk menghibur para penggemarnya.
Sedikit cerita tentang SORE. Asal-muasal SORE adalah tiga sahabat sejak sekolah dasar. Ade, Awan dan Mondo, bergabung dengan dua teman lain, Echa (Reza) dan Bemby, di awal tahun 2000-an. SORE jadi salah satu band independen yang paling dihormati dan digemari sejak Centralismo (2005), album pertama mereka, keluar di bawah Aksara Records (sekarang sudah tiada). Mereka meramu pop, jazz, rock, sampai soul, dan kadang terdengar jejak musik tahun ’60-an. Musik mereka pejal dan lirik lagunya ayu, beberapa penuh pengandaian.
Ketika album kedua mereka akan keluar, orang bertanya-tanya apa bisa Centralismo diungguli. Tapi Ports of Lima (2008) melampaui sangkaan orang-orang. Musik SORE terasa lebih akbar, dalam dan rumit. Lagu-lagu seperti “Merintih Perih”, “Bogor Biru”, “Essensimo”, atau “Vrijeman” adalah kesaksian bahwa SORE semakin matang dan besar. Untuk hasil yang seperti itu, Ade ingat- bahwa Mondo yang juga bertugas sebagai pengarah musik sampai aktif merokok kembali dalam proses rekaman album itu saking stressnya.
Pada 2009, SORE resmi menambah satu personel lagi, Dono Firman yang bertugas di gitar dan synthesizer. Mereka melepas EP Sombreros Kiddos di bulan April 2010. Setelah membuka konser Belle & Sebastian pada bulan Agustus di tahun yang sama, kabar SORE mulai kabur. Vokalis Ade Paloh menyatakan keluar pada bulan Oktober tahun itu. Namun di awal 2011, Ade muncul bersama SORE dalam video single “Silly Little Thing”, yang juga menampilkan Atilia Haron dari Malaysia, tapi tanpa Mondo dan Dono.
SORE setelah ditinggal Ramondo Gascaro (kibordis/vokal) pada april 2012 dan Dono Firman (gitar/synth/mixing). sekarang personelnya terdiri dari Ade Paloh (gitar/vokal) dan Awan Garnida (bassist/ vokal), Reza Dwiputranto (gitar/ vokal) dan Bemby Gusti (drum/vokal). SORE sebelumnya telah mengeluarkan Album: CENTRALISMO (2005), PORTS OF LIMA (2008) serta mini album SOMBREROS KIDDOS (2010) namun kini Dengan diluncurkannya album terbaru SOREALIST tersebut menandakan dimulainya babak baru SORE.
Tadinya album ini dibuat untuk memperingati 10 tahunnya SORE. Namun karena Banyak pertanyaan “kenapa nggak buat album lagi?” SORE yang punya kesibukan masing-masing Lalu terpikir buat kompilasi, karena lagu-lagu untuk soundtrack film tidak pernah masuk album Maka itu dijadikan satu dan ditambah tiga lagu baru dan Beberapa lagu dari album satu dan dua dipilih berdasarkan insting dan berdasarkan respons penonton tiap lagu-lagu ini dibawakan live.
Judul Album Sorealist ini diusulkan oleh Bemby Gusti, Drummer SORE dan disetujui oleh personil yang lain. “Kalo Surrealist kan lebih ke Art of Surreal, nah Sorealist artinya lebih ke Art of SORE gitu. dan Dulu anak-anak sering foto-foto gila, saat kami belum rekaman, dan gue kasih nama folder foto itu ‘Sorealist’, tahun 2003-2004. Pilih Sorealist karena berima, itu saja sih. Ketika buat album ini, saat lagi rekaman gue buka laptop, ketemu Sorealist. Bisa juga dibaca jadi ‘SORE A List’”. Bembi menjelaskan. Lalu Vokalis Ade Paloh juga menambahkan, ` Sorealist itu jadi semacam `faham` dari SORE, bisa juga kita artikan`A List` yang berarti list terbaik-nya SORE. Reza Dwiputranto dan Awan Garnida juga berharap semoga para pendengar Musik SORE dapat terpuaskan dengan lagu lagu terpilih dari Album Kompilasi ini.
Untuk keseluruhan Album Sorealist ini menampilkan perjalanan lengkap band ini; mulai detik-detik awal mereka mencuri perhatian hingga ketika napas sempat tersengal digerus perjalanan waktu. Tidak heran akan ada beberapa track yang tidak begitu populer tapi ternyata dirasa penting untuk dimasukkan ke dalam album ini sebagai alarm pengingat.
Pilihan tracklist Sorealist ini diisi oleh keinginan dasar untuk mendokumentasikan seluruh lini cerita; bukan hanya mereka yang manis dan layak dikenang. Itu menjelaskan kenapa lagu-lagu hits seperti Vrijeman, Essensimo, Bebas, Keangkuhanku dan masih banyak lagi tidak diakomodir di Sorealist. Sebaliknya, prinsip itu juga menjelaskan kenapa lagu model Karolina atau Nancy Bird ada di album ini.
Akan ada banyak perdebatan kenapa lagu ini harus masuk dan kenapa lagu itu tidak masuk. Tapi, ada baiknya, itu diserahkan secara bijak kepada sang empunya karya. Mereka punya alasan yang sangat kuat kenapa tiga belas lagu ini ada di Sorealist dan membiarkan orang berusaha lebih keras untuk berkenalan lebih jauh dengan seluruh karya SORE.
Sorealist pun ternyata mengikuti zaman. Era digital yang membuat musisi punya banyak alternatif untuk menyebarluaskan karya mereka, punya pengaruh pada Sorealist. Sebagai titik awalan, album ini akan dirilis dalam bentuk flashdisk eksklusif baru kemudian diikuti dengan format cd reguler.
Album Sorealist ini terdiri dari 13 lagu didalamnya, terdiri dari 3 lagu baru, yaitu Musim Ujan, Bantal Keras dan Sssst… Lagu Sssst... sendiri sudah dirilis 20 Maret 2013 dan menjadi Single dari Album ini. Lagu Sssst... ini juga mendapatkan respon positif dari para penggemar, sempat menduduki posisi 1 chart iTunes Indonesia dan sudah diputar lebih dari 45.000 pendengar dalam waktu sebulan di Soundcloud.
Kemudian ada 3 lagu dari Album Centralismo, Somos Libres, Mata Berdebu dan No Fruits for Today, 3 lagu dari Album Ports of Lima, Merintih Perih, Setengah Lima dan Karolina, dan juga 4 lagu dari Sountrack Film yang SORE ikut terlibat didalamnya, yaitu, Funk the Hole (OST. Janji Joni), Ada Musik di Dalam (OST. Kala), Nancy Bird (OST. Pintu Terlarang) dan Pergi Tanpa Pesan (OST. Berbagi Suami). Kesemuanya dipilih bersama-sama dan diharapkan dapat mewakili perjalanan musikal SORE.
Belum lama ini SORE meluncurkan album Sorealist sekaligus live perform di Rolling Stone CafĂ©. Di akhir pertunjukan itu, sehabis lagu “Funk the Hole” yang berdentum-dentum dan pembawaan yang garang dari seluruh band, Reza atau Echa menghantamkan gitarnya ke panggung untuk menandai SORE yang baru telah dimulai.
Mengenal 3 lagu baru SORE:
Lagu “Sssst...” adalah lagu yang bikin SORE bersemangat. Karena saat sudah setahun SORE tidak berkumpul, Ade membawa lagu dan Saat Ade mainin “Sssst...”, kami bilang, “Wah, ini bagus, De”. Lalu SORE mainkan dan Langsung merekam untuk dijadikan demo biar ingat. Dan merka ingin lagu ini jangan ramai, ingin minimalis.
Lagu “Musim Ujan” itu salah satu lagu SORE yang paling awal, tahun 2002, tapi belum diaransemen dengan baik. karena Sebenarnya SORE punya banyak banget lagu yang belum digarap, lagu mentah.
Dalam lagu “Bantal Keras” Awan bicara bahwa lagu ini ditulis Ade untuk yang sudah tidak bersama mereka lagi. Semua tahu bahwa nama yang tak diucap adalah Ramondo Gascaro (Mondo), pemain keyboard SORE yang keluar pada April 2012. “Kami harus bilang, karena tanpa dia nggak mungkin kami ada di sini,” kata Ade. “Terima kasih buat dia ya, dan buat Dono juga. Semua yang kami rasa mestinya kami keep terus, jangan sampai hilang.”