Sunday, 30 June 2013

Special Mocca and Swinging Friends



Band asal bandung ini memiliki konsep yang berbeda dengan band lainnya. Beranggotakan 4 personil yaitu Arina Ephipania Simangunsong (vocals and flute), Riko Prayitno (guitar), Ahmad Pratama (bass), Indra Massad (drums). menurut filosofinya mengapa diberi nama Mocca karena Mocca adalah rasa diantara kopi dan coklat. Dia mempunyai cita rasa yang unik dan khas, ada yang suka dan ada pula yang tidak suka.
Band dengan nuansa musik swing, indie, jazz, pop, waltz, dan folk ini tak terasa sudah lebih dari 10 tahun mewarnai dunia musik tanah air.

Di tahun 2002 akhirnya mereka mengeluarkan album pertamanya yang berjudul My Diary dibawah label FFWD Record yang merupakan label indie asal bandung. namun sebelumnya Mocca mulai dikenal di publik melalui lagu Secret Admirer yang terdapat dalam kompilasi Delicatessen (2002). Di Album pertamanya Tersebut bisa dibilang sangat sukses di pasaran. melalui Lagu-lagu seperti Secret Admirer dan Me and My Boyfriend. Album ini terjual sampai 300.000 copy dan Selain itu Video klip Me and My Boyfriend yang disutradarai oleh Gustaff dari Cerahati mendapat penghargaan sebagai Best Video of The Year versi MTV Indonesia 2003.

Setelah sukses dengan album My Diary, Mocca merilis album kedua mereka pada tahun 2004 yang berjudul Friends masih dibawah FFWD Record. Di album ini Mocca masih dengan materi cinta sama dengan album sebelumnya. Namun dalam album ini Mocca bekerja sama dengan dua musisi yaitu Bob Tutupoli untuk mengisi suara dalam lagu This Conversation dan lagu yang khusus dibuat untuknya Swing It Bob. Mereka juga berduet dengan vokalis band asal Swedia, Karolina Komstedt dari Club 8 di lagu I Would Never.

Karier Mocca pun semakin menanjak. Misalnya Single My Only One dipakai dalam soundtrack sebuah serial remaja yang berjudul Fairish – The Series. Selain itu Mocca juga mengisi soundtrack film Catatan Akhir Sekolah melalui Lagu I Remember yang menjadi single utama dari kompilasi soundtrack film tersebut. Setelah itu mereka pun mulai mengembangkan sayap ke Asia. Album Friends tersebut mengantarkan Mocca sebagai nominasi Most Favourite Artist Indonesia di MTV Asia Awards. selain itu Album mereka juga dirilis di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Jepang.

Pada September 2005 Mocca merilis mini album (EP) untuk sebuah soundtrack dari sebuah film karya Riri Riza & Mira Lesmana. EP tersebut berjudul Music Inspired by The Movie: Untuk Rena. Untuk pertama kalinya Mocca membuat lagu berbahasa Indonesia yang berjudul Hanya Satu. lagu Hanya satu tersebut berceritakan tentang seorang anak berusia 11 tahun "Rena" yang sejak kecil tinggal di Rumah Matahari, sebuah panti asuhan yang damai dan penuh tawa. yang selalu mengharapkan adanya sebuah kasih sayang dari seorang ayah dan ibu.

Album ketiga yang diberi judul Colours pada tahun 2007. Album ini berbeda dengan album sebelumnya karena menghadirkan nuansa yang sedikit berbeda walaupun masih berada pada materi yang sama, yaitu cinta. Namun di album ini kedewasaan Mocca terlihat karena tidak hanya menulis lagu cinta untuk seseorang, namun untuk tanah air dan juga Cinta yang melingkupi kegembiraan, kekecewaan, kebingungan, kemarahan, kecemburuan, sinisme, dan kebahagiaan.

Seperti yang dijelaskan oleh Riko bahwa album ini menggambarkan rekap dari perjalanan musik Mocca sejauh ini, perjalanan dengan cerita yang penuh warna. Cerita tentang hubungan Mocca dengan Indonesia, Mocca dengan Swinging friends, bahkan hubungan antar personil. sehingga Album ini diberi judul Colours.
pada album ini juga terdapat beberapa kolaborasi, diantaranya dengan musisi hebat asal Swedia, Pelle Carlberg dari band Edson. Selain lagu ciptaan Mocca, ada 2 lagu cover di album ini yaitu Hyperballad dari Bjork dan Sing dari Joe Rapozo yang dipopulerkan oleh The Carpenters.

Mengenal lagu-lagu mocca lebih dekat, lagu mocca memiliki beberapa arti yang diluar kisah cinta pada seseorang. Misalnya pada lagu i love you anyway Lagu ini berkisah tentang cinta Mocca untuk negara ini. Perlu berkali-kali membaca bagian lirik lagu ini untuk mendapatkan interpretasi yang cocok karena Mocca menulis lagu ini dengan Kamuflasenya begitu sempurna. Selain itu lagu yang berjudul You Don’t Even Know Me. Lagu ini lebih eksplisit secara lirik. Protes resmi Mocca terhadap kondisi scene lokal yang begitu baur secara kualitas. Ketika banyak pihak mengklaim dirinya berjuang untuk seuntai kebebasan, kendati pada kenyataannya sangat jauh dari realita. “Excuse me, Sir! You don’t even know me. I will never give up… I will never give in… I will never give up what I believe.”

Pada tahun 2010 Sebuah mini album dipersembahkan sebagai "hadiah" dari Mocca yang genap memasuki usai satu dekade. Mini album ini merupakan bentuk pendokumentasian single-single Mocca yang tercecer, EP ini juga sebagai wadah, dan satu dokumentasi fisik ujar Riko tentang mini album ini. dirilis pada bulan Mei 2010 oleh subdivisi Swinging Stars Management yaitu Lucky Me Music yang bekerja sama dengan label rekaman Fast Forward Records. Menyesuaikan dengan tema ulang tahun ke 10 Mocca, packaging mini album ini dibentuk menjadi kartu ulang tahun. dan single dari mini album ini, Lucky Me. Lagu ini menjadi tema peringatan hari jadi Mocca yang ke 10 pada tahun 2009 menceritakan betapa beruntungnya dan bahagianya berkarier dalam musik selama ini.

Mocca memutuskan untuk vakum karena Arina akhirnya memutuskan menikah dan tinggal bersama suaminya Cris Miller, di Amerika Serikat.Sebelum vakum mocca membuat sebuah konser yang bertajuk Last Show yang bertajuk Mocca Cabaret Musical Concert: Annabelle and The Music Box pada pertengahan tahun 2011 di adakan tanggal 15 Juli 2011 di Hall A Senayan,

Swinging Friends dan para penggemar Mocca lainnya selalu berharap dan masih setia menunggu Mocca untuk hadir kembali untuk mempersembahkan penampilan terbaik mereka untuk menghibur kerinduan para Swinging Friends.

No comments:

Post a Comment